1. Pendahuluan
Meningkatnya kebutuhan akan ikan lele membuat petani lele
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Tidak hanya teknologi yang
dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan lele, melainkan dukungan dari
mayarakat sekitar dan dukungan dari pemerintah serta pengaturan manajemen yang dapat
membantu petani untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan begitu manajemen
sangat diperlukan dalam kegiatan pembesaran ikan lele. Ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) merupakan salah satu ikan ekonomis penting air tawar. Ikan lele
dumbo telah banyak dibudidayakan baik secara tradisional maupun secara
intensif. Ikan lele dumbo memiliki banyak kelebihan, yaitu pertumbuhanya lebih
cepat dibandingkan dengan ikan lele lokal, ikan lele dumbo juga dapat hidup
dalam kondisi perairan yang kurang akan kandungan oksigen (O2),
serta dapat bertahan pada suhu 200 hingga 310 C (Suyanto,
2007).2. Pembesaran Ikan Lele Dumbo
Menurut Suyanto (2007), pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran, ikan didorong
untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran panen atau ukuran pasar
melalui penyediaan lengkungan media hidup ikan yang optimal, dan pemberian
pakan yang tepat jumlah, mutu, cara, dan waktu serta pengendalian hama dan
penyakit. Ukuran ikan lele untuk dikonsumsi umumnya 200-300 g.
Ukuran itu dapat dicapai dalam waktu 4-6 bulan apabila persyaratan hidup
dipenuhi, yaitu pakan yang bermutu baik dan cukup jumlahnya, kondisi air yang
jernih, serta tidak ada gangguan hama dan penyakit. Di Indonesia, pemeliharaan
pembesaran ikan lele biasanya dilakukan sebagai usaha/kegiatan sambilan.
Pembesaran lele dapat dilakukan di kolam, sawah, atau comberan (Suyanto, 2007).A.
Persiapan
Kolam
Kolam pembesaran
lele dapat berupa kolam tanah atau kolam dari beton/semen. Ukuran kolam yang
sempit lebih mudah untuk diawasi dari pada yang berukuran besar. Kepadatan
tinggi dalam pembesaran lele bukanlah suatu masalah karena oksigen dapat
diambilnya dari udara (Suyanto, 2007).
Sebelum ditebar benih lele, tanah dasar kolam dikeringkan
kemudian dicangkul untuk menggemburkan dan dibiarkan kira-kira 5-7 hari
terjemur sinar matahari setelah itu ditaburi dengan kapur pertanian agar
derajat keasaman (pH) tanah selama dipergunakan dapat stabil dengan dosis kapur
2-3 kg/100 m2 kolam dibiarkan selama 2-3 hari lalu dapat diisi
dengan air (Suyanto, 2007).B.
Pemeliharaan
1. Penebaran Benih
Menurut
Khairuman dan Amri (2002), penebaran benih baru dapat dilakukan setelah
dipastikan kolam pembesaran benar-benar telah siap untuk digunakan. Benih
ditebar pada pagi hari atau sore hari saat suhu rendah untuk menghindari stres.
Jumlah benih lele dumbo yang akanditebar disesuaikan dengan ukuran ikan dan
luas kolam.
Ketahanan tubuh benih lele masih rawan dan perubahan
lingkungan yang sifatnya mendadak berupa perubahan suhu, kandungan oksigen, pH,
atau sifat air yang lain akan sangat mudah menyebabkan stres. Tahap penebaran
benih yang dilakukan dengan cara benih yang telah dibeli dari tempat pembenihan
segera ditebar kekolam dan kantong plastik atau wadah berisi benih dimasukan
kedalam kolam, agar suhunya sesuai dengan suhu kolam. Selanjutnya air kolam
dimasukan kedalam kantong plastik atau
wadah dan dibiarkan mengapung di kolam selama 5-10 menit hingga benih keluar
dengan sendirinya dan benih jangan dilepas seluruhnya disatu tempat tetapi
dibagi-bagi di beberapa sudut kolam agar tidak bergerombol (Suyanto, 2007). Menurut Khairuman dan Amri (2002), benih yang ditebar
yang sehat tanda – tandanya badannya tidak luka, kulitnya tampak mengkilap,
gerakannya gesit, dan akan terkejut apabila wadahnya diketuk. Waktu penebaran
sebaiknya pada pagi atau sore hari saat udara tidak terlalu panas.1.
Pengaturan
Air
Air merupakan
media tempat hidup dalam budidaya ikan. Kondisi air harus disesuaikan dengan
kebutuhan optimal bagi pertumbuhan ikan yang dipelihara.
Menurut Khairuman dan Amri (2002), salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan dalam menjaga lingkungan hidup lele dumbo
adalah air. Sebagai media hidup air memiliki arti yang sangat penting bagi
pemeliharaan dan pengaturan air harus diperhatikan. Pergantian air dilakukan
secara bertahap maksudnya air dikeluarkan sebagian dan diisi dengan air baru
dalam hal ini air di bagian bawah dibuang. Bagian bawah tempat pemeliharaan
seringkali menjadi tempat pembuangan dengan saringan agar tidak ada lele yang
ikut keluar.2.
Pemberian
Pakan
Pakan merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya ikan lele dumbo secara
intensif, karena pakan berfungsi sebagai sumber energi. Pakan perlu
diperhitungkan secara ekonomi karena sekitar 60% - 65% dari biaya produksi
adalah biaya untuk pembelian pakan (Rukmana, 2003).
Menurut Khairuman dan Amri (2002), cara pemberian pakan
yang dianjurkan adalah dengan metode fooding
system, yaitu pemberian pakan yang mengutamakan makanan tambahan dalam bentuk
pelet. Jumlah pelet yang diberikan tidak bolah berlebihan, hal ini dikarenakan
peletmerupakan bahan organik di dalam air yang mengurangi kandungan O2
serta menambah kandungan H2S dan CO2 di dalam air. Pakan
yang diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore atau malam hari dengan cara
ditaburkan secara merata. Jumlah pakan yang diberikan dalam satu hari adalah
sebanyak 3-5% dari total berat ikan dalam kolam. Untuk mengetahui berat
populasi ikan dalam kolam, dilakukan sampling setiap 10 hari sekali. Cara penghitungan berat lele yang dipelihara agar
pemberian pakan dapat dilakukan dengan efisien. Caranya, ambil 10m ekor lele
dan ditimbang kemudian berat totalnya dibagi 10. Angka berat inilah yang dijadikan
patokan berat rata – rata seekor lele. Jumlah pelet yang diberikan sebaiknya
tidak berlebihan karena akan menyebabkan kurangnya kandungan oksigen. Lebih
baik lele kekurangan pakan dalam satu hari dari pada kelebihan (Rukmana, 2003).C.
Kualitas
Air
Air merupakan
media paling vital bagi kehidupan ikan. Suplai air yang memadai akan memecahkan
berbagai masalah dalam budidaya ikan secara intensif, yaitu dengan cara
manghanyutkan kumpulan dari bahan buangan dan bahan beracun, sehingga kondisi
air optimal tetap terpelihara(Rukmana, 2003).
1.
Suhu
Menurut
Khairuman dan Amri (2002), ikan dapat menyesuaikan diri terhadap suhu yang
relatif tinggi, tetapi pada suatu derajat tertentu kenaikan suhu akan
menyebabkan kematian ikan, terutama kenaikan suhu yang terlalu cepat. Tingkat
penyesuaian tersebut berdasarkan nilai maksimal dan minimal toleransi ikan
terhadap suhu hidupnya. Selanjutnya suhu optimum pertumbuhan ikan lele berkisar
antara 290 – 300 C, sedangkan untuk pembesaran lele
antara 290 – 310 C.
2. Derajat Keasaman (pH)
Menurut
Khairuman dan Amri (2002), kebenyakan perairan alam memiliki pH antara 5–10
dengan frekuensi terbesar berkisar 6,5 – 9. Untuk mendukung kehidupan ikan
diperlukan kisaran pH antara 5 – 9, kisaran optimalnya 6,5 – 8,5. Nilai pH juga
mempengaruhi pertumbuhan ikan, karena nafsu makan ikan berkurang pada pH
rendah. Hal ini disebabkan karena aktifitas dan produksi enzim dan
pencernaannya menjadi rendah (Rukmana, 2003).
3.
Oksigen
Terlarut
Menurut Khairuman dan Amri (2002), oksigen adalah salah
satu faktor pembatas penting dalam budidaya ikan. Meskipun beberapa jenis ikan
masih mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen 3 ppm,
namun konsentrasi minimum yang masih dapat diterima oleh sebagaian besar spesies
ikan untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm. Pada perairan dengan konsentrasi
oksigen dibawah 4 ppm ikan masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu
makannya rendah atau tidak ada sama sekali, sehingga pertumbuhannya menjadi
terhambat. Ikan akan mati atau mengalami stres bila konsentrasi oksigen
mencapai nol.
4. Nitrogen
Nitrogen
dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrit (NO2).
Amoniak dan nitrit merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan oleh
perombakan protein, baik dari ikan sendiri berupa kotoran (feces dan urine)
maupun dari sisa pakan. Kelarutan
amoniak sangat besar dan merupakan kompetitor kuat dalam ikatannya ke darah
dengan O2. Substansi ini pun sangat beracun, terutama pada pH
tinggi. Selain amoniak dan nitrit, dalam air juga terdapat nitrat (NO3)
yang merupakan hasil oksidasi amoniak dan terutama nitrit yang sangat mudah
larut. Hanya saja pengaruh dan daya racunnya terhadap ikan sangat kecil (Suyanto,
2007).
D. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Pencegahan
merupakan tindakan yang efektif dibandingkan dengan pengobatan. Kerugian yang
ditimbulkan oleh serangan hama biasanya tidak sebesar serangan penyakit,
meskipun keduanya harus mendapat perhatian sehingga budidaya lele dumbo dapat
berhasil seperti yang diharapkan (Rukmana, 2003).
1.
Hama
Hama adalah binatang yang menyebabkan mati atau hilangnya
ikan karena karena dimakan atau dirusak tubuhnya. Hama ikan yang dimaksud
adalah binatang – binatang yang ukurannya agak besar. Jadi, hama tersebut bukan
parasit yang menyebabkan suatu gejala penyakit (Suyanto, 2007).
2. Penyakit
Penularan
penyakit cepat terjadi. Namun, penyakit dapat dihindari apabila kondisi tubuh
ikan selalu baik karena daya tahan penyakit menjadi tinggi. Selain itu,
berbagai jenis obat pencegah, perlu diberikan pada ikan pada waktu tertentu,
misalnya saat ikan diangkat dari kolam, sehabis diangkut dari atau kedaerah
lain. Namun demikian, setelah ikan dipindahkan ke kolam lainnya kemungkinan
untuk terkena penyakit tetap saja ada. Oleh karena itu, cara yang dapat
dianjurkan untuk menghindari penyakit ialah memelihara ikan – ikan sebaik
mungkin, menciptakan kesegaran air, dan member pakan yang cukup (Suyanto,
2007).
E.
Pemanenan
Panen dilakukan pada saat lele dumbo berumur 3 – 4 bulan
dan mencapai berat 100 – 150 gram dengan hati-hati agar diperoleh hasil yang
baik, tidak cacat atau luka. Pemanenan dapat dilakukan dengan menyeleksi lele
yang hendak dipanen sedangkan panen sekaligus dapat dengan mudah dilakukan jika
air kolam sebagian besar dikeluarkan (Suyanto, 2007).
Menurut Suyanto (2007), waktu panen sebaiknya dilakukan pada saat kondisi udara sejuk, yaitu pada pagi hari, karena akan mengurangi stres dan aktifitas ikan yang dipanen. Hal penting yang harus diperhatikan pada waktu panen yaitu peralatan panen harus terbuat dari bahan yang tidak kasar dan tidak mudah berkarat, serta bentuk alat panen tersebut disesuaikan dengan stadium ikan yang akan dipanen.
Daftar Pustaka
Kahiruman dan K. Amri. 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Unit Penerbit PT Agromedia Pustaka.
Rukmana, Rahmat. 2003. Lele Dumbo. Cetakan Pertama Unit Penerbit CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI.
Suyanto, Rachmatun. 2007. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
2. Derajat Keasaman (pH)
4. Nitrogen
D. Penanggulangan Hama dan Penyakit
2. Penyakit
Menurut Suyanto (2007), waktu panen sebaiknya dilakukan pada saat kondisi udara sejuk, yaitu pada pagi hari, karena akan mengurangi stres dan aktifitas ikan yang dipanen. Hal penting yang harus diperhatikan pada waktu panen yaitu peralatan panen harus terbuat dari bahan yang tidak kasar dan tidak mudah berkarat, serta bentuk alat panen tersebut disesuaikan dengan stadium ikan yang akan dipanen.
Daftar Pustaka
Kahiruman dan K. Amri. 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Unit Penerbit PT Agromedia Pustaka.
Rukmana, Rahmat. 2003. Lele Dumbo. Cetakan Pertama Unit Penerbit CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI.
Suyanto, Rachmatun. 2007. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar