Rabu, 11 November 2015

Pembesaran Ikan Lele Dumbo

1.      Pendahuluan
            Meningkatnya kebutuhan akan ikan lele membuat petani lele kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Tidak hanya teknologi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan lele, melainkan dukungan dari mayarakat sekitar dan dukungan dari pemerintah serta pengaturan manajemen yang dapat membantu petani untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan begitu manajemen sangat diperlukan dalam kegiatan pembesaran ikan lele.            Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan ekonomis penting air tawar. Ikan lele dumbo telah banyak dibudidayakan baik secara tradisional maupun secara intensif. Ikan lele dumbo memiliki banyak kelebihan, yaitu pertumbuhanya lebih cepat dibandingkan dengan ikan lele lokal, ikan lele dumbo juga dapat hidup dalam kondisi perairan yang kurang akan kandungan oksigen (O2), serta dapat bertahan pada suhu 200 hingga 310 C (Suyanto, 2007).2.      Pembesaran Ikan Lele Dumbo
            Menurut Suyanto (2007), pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran, ikan didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran panen atau ukuran pasar melalui penyediaan lengkungan media hidup ikan yang optimal, dan pemberian pakan yang tepat jumlah, mutu, cara, dan waktu serta pengendalian hama dan penyakit.            Ukuran ikan lele untuk dikonsumsi umumnya 200-300 g. Ukuran itu dapat dicapai dalam waktu 4-6 bulan apabila persyaratan hidup dipenuhi, yaitu pakan yang bermutu baik dan cukup jumlahnya, kondisi air yang jernih, serta tidak ada gangguan hama dan penyakit. Di Indonesia, pemeliharaan pembesaran ikan lele biasanya dilakukan sebagai usaha/kegiatan sambilan. Pembesaran lele dapat dilakukan di kolam, sawah, atau comberan (Suyanto, 2007).A.    Persiapan Kolam
            Kolam pembesaran lele dapat berupa kolam tanah atau kolam dari beton/semen. Ukuran kolam yang sempit lebih mudah untuk diawasi dari pada yang berukuran besar. Kepadatan tinggi dalam pembesaran lele bukanlah suatu masalah karena oksigen dapat diambilnya dari udara (Suyanto, 2007).
            Sebelum ditebar benih lele, tanah dasar kolam dikeringkan kemudian dicangkul untuk menggemburkan dan dibiarkan kira-kira 5-7 hari terjemur sinar matahari setelah itu ditaburi dengan kapur pertanian agar derajat keasaman (pH) tanah selama dipergunakan dapat stabil dengan dosis kapur 2-3 kg/100 m2 kolam dibiarkan selama 2-3 hari lalu dapat diisi dengan air (Suyanto, 2007).B.     Pemeliharaan
1.      Penebaran Benih
            Menurut Khairuman dan Amri (2002), penebaran benih baru dapat dilakukan setelah dipastikan kolam pembesaran benar-benar telah siap untuk digunakan. Benih ditebar pada pagi hari atau sore hari saat suhu rendah untuk menghindari stres. Jumlah benih lele dumbo yang akanditebar disesuaikan dengan ukuran ikan dan luas kolam.
            Ketahanan tubuh benih lele masih rawan dan perubahan lingkungan yang sifatnya mendadak berupa perubahan suhu, kandungan oksigen, pH, atau sifat air yang lain akan sangat mudah menyebabkan stres. Tahap penebaran benih yang dilakukan dengan cara benih yang telah dibeli dari tempat pembenihan segera ditebar kekolam dan kantong plastik atau wadah berisi benih dimasukan kedalam kolam, agar suhunya sesuai dengan suhu kolam. Selanjutnya air kolam dimasukan kedalam kantong plastik  atau wadah dan dibiarkan mengapung di kolam selama 5-10 menit hingga benih keluar dengan sendirinya dan benih jangan dilepas seluruhnya disatu tempat tetapi dibagi-bagi di beberapa sudut kolam agar tidak bergerombol (Suyanto, 2007).            Menurut Khairuman dan Amri (2002), benih yang ditebar yang sehat tanda – tandanya badannya tidak luka, kulitnya tampak mengkilap, gerakannya gesit, dan akan terkejut apabila wadahnya diketuk. Waktu penebaran sebaiknya pada pagi atau sore hari saat udara tidak terlalu panas.1.      Pengaturan Air
            Air merupakan media tempat hidup dalam budidaya ikan. Kondisi air harus disesuaikan dengan kebutuhan optimal bagi pertumbuhan ikan yang dipelihara.
            Menurut Khairuman dan Amri (2002), salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjaga lingkungan hidup lele dumbo adalah air. Sebagai media hidup air memiliki arti yang sangat penting bagi pemeliharaan dan pengaturan air harus diperhatikan. Pergantian air dilakukan secara bertahap maksudnya air dikeluarkan sebagian dan diisi dengan air baru dalam hal ini air di bagian bawah dibuang. Bagian bawah tempat pemeliharaan seringkali menjadi tempat pembuangan dengan saringan agar tidak ada lele yang ikut keluar.2.      Pemberian Pakan
            Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya ikan lele dumbo secara intensif, karena pakan berfungsi sebagai sumber energi. Pakan perlu diperhitungkan secara ekonomi karena sekitar 60% - 65% dari biaya produksi adalah biaya untuk pembelian pakan (Rukmana, 2003).
            Menurut Khairuman dan Amri (2002), cara pemberian pakan yang dianjurkan adalah dengan metode fooding system, yaitu pemberian pakan yang mengutamakan makanan tambahan dalam bentuk pelet. Jumlah pelet yang diberikan tidak bolah berlebihan, hal ini dikarenakan peletmerupakan bahan organik di dalam air yang mengurangi kandungan O2 serta menambah kandungan H2S dan CO2 di dalam air. Pakan yang diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore atau malam hari dengan cara ditaburkan secara merata. Jumlah pakan yang diberikan dalam satu hari adalah sebanyak 3-5% dari total berat ikan dalam kolam. Untuk mengetahui berat populasi ikan dalam kolam, dilakukan sampling setiap 10 hari sekali.            Cara penghitungan berat lele yang dipelihara agar pemberian pakan dapat dilakukan dengan efisien. Caranya, ambil 10m ekor lele dan ditimbang kemudian berat totalnya dibagi 10. Angka berat inilah yang dijadikan patokan berat rata – rata seekor lele. Jumlah pelet yang diberikan sebaiknya tidak berlebihan karena akan menyebabkan kurangnya kandungan oksigen. Lebih baik lele kekurangan pakan dalam satu hari dari pada kelebihan (Rukmana, 2003).C.    Kualitas Air
            Air merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan. Suplai air yang memadai akan memecahkan berbagai masalah dalam budidaya ikan secara intensif, yaitu dengan cara manghanyutkan kumpulan dari bahan buangan dan bahan beracun, sehingga kondisi air optimal tetap terpelihara(Rukmana, 2003).
1.      Suhu
            Menurut Khairuman dan Amri (2002), ikan dapat menyesuaikan diri terhadap suhu yang relatif tinggi, tetapi pada suatu derajat tertentu kenaikan suhu akan menyebabkan kematian ikan, terutama kenaikan suhu yang terlalu cepat. Tingkat penyesuaian tersebut berdasarkan nilai maksimal dan minimal toleransi ikan terhadap suhu hidupnya. Selanjutnya suhu optimum pertumbuhan ikan lele berkisar antara 290 – 300 C, sedangkan untuk pembesaran lele antara 290 – 310 C.

2.      Derajat Keasaman (pH)
            Menurut Khairuman dan Amri (2002), kebenyakan perairan alam memiliki pH antara 5–10 dengan frekuensi terbesar berkisar 6,5 – 9. Untuk mendukung kehidupan ikan diperlukan kisaran pH antara 5 – 9, kisaran optimalnya 6,5 – 8,5. Nilai pH juga mempengaruhi pertumbuhan ikan, karena nafsu makan ikan berkurang pada pH rendah. Hal ini disebabkan karena aktifitas dan produksi enzim dan pencernaannya menjadi rendah (Rukmana, 2003).
3.      Oksigen Terlarut
            Menurut Khairuman dan Amri (2002), oksigen adalah salah satu faktor pembatas penting dalam budidaya ikan. Meskipun beberapa jenis ikan masih mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen 3 ppm, namun konsentrasi minimum yang masih dapat diterima oleh sebagaian besar spesies ikan untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm. Pada perairan dengan konsentrasi oksigen dibawah 4 ppm ikan masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu makannya rendah atau tidak ada sama sekali, sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Ikan akan mati atau mengalami stres bila konsentrasi oksigen mencapai nol.
4.      Nitrogen
            Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrit (NO2). Amoniak dan nitrit merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan oleh perombakan protein, baik dari ikan sendiri berupa kotoran (feces dan urine) maupun dari sisa pakan. Kelarutan amoniak sangat besar dan merupakan kompetitor kuat dalam ikatannya ke darah dengan O2. Substansi ini pun sangat beracun, terutama pada pH tinggi. Selain amoniak dan nitrit, dalam air juga terdapat nitrat (NO3) yang merupakan hasil oksidasi amoniak dan terutama nitrit yang sangat mudah larut. Hanya saja pengaruh dan daya racunnya terhadap ikan sangat kecil (Suyanto, 2007).
D.    Penanggulangan Hama dan Penyakit
            Pencegahan merupakan tindakan yang efektif dibandingkan dengan pengobatan. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama biasanya tidak sebesar serangan penyakit, meskipun keduanya harus mendapat perhatian sehingga budidaya lele dumbo dapat berhasil seperti yang diharapkan (Rukmana, 2003).
1.      Hama
            Hama adalah binatang yang menyebabkan mati atau hilangnya ikan karena karena dimakan atau dirusak tubuhnya. Hama ikan yang dimaksud adalah binatang – binatang yang ukurannya agak besar. Jadi, hama tersebut bukan parasit yang menyebabkan suatu gejala penyakit (Suyanto, 2007).
2.      Penyakit
            Penularan penyakit cepat terjadi. Namun, penyakit dapat dihindari apabila kondisi tubuh ikan selalu baik karena daya tahan penyakit menjadi tinggi. Selain itu, berbagai jenis obat pencegah, perlu diberikan pada ikan pada waktu tertentu, misalnya saat ikan diangkat dari kolam, sehabis diangkut dari atau kedaerah lain. Namun demikian, setelah ikan dipindahkan ke kolam lainnya kemungkinan untuk terkena penyakit tetap saja ada. Oleh karena itu, cara yang dapat dianjurkan untuk menghindari penyakit ialah memelihara ikan – ikan sebaik mungkin, menciptakan kesegaran air, dan member pakan yang cukup (Suyanto, 2007).
E.     Pemanenan
            Panen dilakukan pada saat lele dumbo berumur 3 – 4 bulan dan mencapai berat 100 – 150 gram dengan hati-hati agar diperoleh hasil yang baik, tidak cacat atau luka. Pemanenan dapat dilakukan dengan menyeleksi lele yang hendak dipanen sedangkan panen sekaligus dapat dengan mudah dilakukan jika air kolam sebagian besar dikeluarkan (Suyanto, 2007).
            Menurut Suyanto (2007), waktu panen sebaiknya dilakukan pada saat kondisi udara sejuk, yaitu pada pagi hari, karena akan mengurangi stres dan aktifitas ikan yang dipanen. Hal penting yang harus diperhatikan pada waktu panen yaitu peralatan panen harus terbuat dari bahan yang tidak kasar dan tidak mudah berkarat, serta bentuk alat panen tersebut disesuaikan dengan stadium ikan yang akan dipanen.
Daftar Pustaka
Kahiruman dan K. Amri. 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Unit Penerbit PT Agromedia Pustaka.
Rukmana, Rahmat. 2003. Lele Dumbo. Cetakan Pertama Unit Penerbit CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI.
Suyanto, Rachmatun. 2007. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar